
Sudah menjadi kodrat bahwa setiap orang suka akan kecantikan. Karena   realitas dalam diri manusia dan juga masyarakat adalah senang akan   kecantikan. Wanita yang cantik disukai pria, diburu periklanan,   dijadikan bintang sinteron, dan wanita akan selalu merasa dan   mengusahakan agar dirinya senantiasa menjadi cantik.
 Tetapi  apakah sesungguhnya kecantikan itu? Mengapa pria memburu  wanita yang  cantik dan kerap bertekuk lutut di kerling matanya?  Mengapakah wanita  mengusahakan kecantikan dirinya, tidakkah mereka itu  korban dari  stereotipe, citra, mitos, ideal, atau definisi kecantikan  yang  dikonsepsikan justru bukan oleh kaumnya sendiri, melainkan entah  itu  oleh masyarakat, budaya, ideologi kaum patriarkhi (lelaki),  pedagang,  atau industri kapitalis.
 Benarkah kecantikan itu ada secara  kodrati, obyektif, dan universal;  atau kecantikan itu relatif,  subyektif, dan hasil konstruksi sosial  semata? Apakah kecantikan hanya  sebatas kulit, atau lebih dari sebatas  permukaan kulit, namun jauh  menjangkau lebih dalam lagi (inner beauty)  yang menyelusup sampai  kepada kepribadian dan intelegensia?
 Konstruksi Kecantikan
 Apakah  cantik? Pertanyaan sederhana ini sulit jawabnya. Setiap orang  -atau  juga sekelompok orang- punya definisi sendiri tentang cantik. Yang   pasti, industri kecantikan tumbuh subur dengan memanfaatkan kebutuhan   orang untuk tampil cantik. Dalam situasi krisis ekonomi seperti   sekarangpun, urusan untuk tampil cantik, cantik fisik yang ikut   mendongkrak rasa percaya diri tetap saja tidak kunjung surut.
 Memang  kecantikan selalu dikejar wanita dan menjadi problem  psikologis banyak  wanita yang kurang percaya diri. Hal ini terjadi  karena kecantikan  tidak lepas dari konstruksi sosial. Majalah, film,  televisi, dan  periklanan, sering menyajikan perempuan dengan bentuk  tubuh yang  dikonstruksikan ideal, karenanya Industri kecantikan seperti   pelangsingan tubuh dan perawatan awet muda tumbuh menjadi industri   milyaran dollar.
 Kecantikan tampaknya relatif, karena tiap  masyarakat punya  definisinya tentang cantik. Tubuh yang subur pernah  menjadi citra  kecantikan wanita Jawa seperti tampak pada relief candi  Borobudur,  begitu pula masyarakat Fiji di Pasifik. Para perempuan suku  Dayak di  Kalimantan mengenakan anting-anting yang makin banyak  jumlahnya. Sampai  paruh pertama abad 20, perempuan di Cina yang kakinya  kecil dianggap  cantik.
 Sepanjang peradaban manusia, apa yang  disebut cantik selalu berubah  menurut apa yang dikonstruksikan oleh  masyarakat itu. Pandangan tentang  cantik berubah bersama perkembangan  teknologi. Di Barat, semenjak  Revolusi Industri terjadi perubahan  konsep kecantikan. Dimulainya era  industrialisasi membuat banyak  perempuan bekerja di luar rumah dan  independen secara material.
 Keadaan  ini,  mendorong perempuan  membelanjakan uangnya, menjadi konsumen demi  kecantikan yang sejalan  dengan penciptaan mitos cantik secara massal  oleh kaum industri  kapitalis; seperti misalnya: tubuh yang ramping  cenderung kurus, muka  cantik, bersih, dan kulit kencang.
 Karena  mitos dan kriteria cantik itu, banyak wanita tergoda terhadap  tawaran  paket mempercantik diri yang kini banyak bertebaran. Mulai dari   melangsingkan tubuh, memutihkan kulit, mentato alis mata, membentuk   bokong atau payudara, membuat lesung pipit, sampai mendandani “organ   paling intim”. Paha, pinggul, lengan, dan perut adalah tidak bagus kalau   terlihat gemuk sehingga ada paket sedot lemak untuk merampingkannya.   Tampaknya di mata bengkel kecantikan, selalu ada saja bagian tubuh yang   dianggap tidak indah, dari ujung rambut hingga ujung kaki sampai bagian   terdalam.
 Citra kecantikan dikonstruksikan oleh kaum industri  kapitalis  kecantikan seperti yang ditawarkan iklan dalam media massa.   kecantikan seperti yang ditawarkan itu akan mengubah  bentuk wajah dan  tubuh seseorang menjadi apa yang ingin dicitrakan suatu  merk kosmetika  atau suatu program kecantikan.
 Banyak orang mengejar citra cantik  seperti yang telah dikonstruksikan  secara sosial, agar tetap terlihat  muda, kulit yang kenyal dan halus  seperti bayi, khususnya para wanita  separuh baya. Padahal usia tetap  merambat dan sebenarnya tidak ada yang  dapat melawan hukum alam anicca  bahwa tidak ada yang kekal di dunia,  semua akan menjadi tua dan mati.
 “Jika bumi, gunung semeru,  dan samudra hancur oleh kobaran api  dari tujuh matahari, dan tak ada  sebutir debupun yang tersisa, lalu  kenapa berpikir bahwa manusia yang  begitu lemah adalah abadi?” (dipetik dari :Nagarjuna dalam Suhrleka).
 “Akhir  yang pasti dari tubuh adalah berubah menjadi debu,  mengering, dan  membusuk; dan adalah tumpukan tulang kotor yang tidak  memiliki apa-apa,  organ-organ tubuh akan rusak dan membusuk. Ketahuilah  bahwa tubuh  memiliki sifat akan terurai.” (dipetik dari:Nagarjuna dalam Suhrleka).
 Dewasa  ini, kecantikan yang dicitrakan dan dikonstruksikan secara  sosial itu  berkaitan dengan modus ekonomi. Padahal mungkin saja  kecantikan memang  terletak pada mata orang yang melihat dan subyektif  sifatnya. Kita  menyebut sesuatu cantik, indah, atau bagus, bila hal itu  menyukakan  atau menyenangkan kita dengan cara tertentu. Apa yang  menyenangkan  seseorang tidak berarti juga menyenangkan orang lain.  Itulah sebabnya  kadang-kadang dikatakan bahwa kecantikan itu hanya ada  pada orang yang  melihat.
 Tetapi mengapakah kecantikan bisa juga dikatakan untuk  orang yang  sama, dan banyak orang memburu wanita-wanita yang dikatakan  cantik.  Selain subyektif, tidakkah ada nilai yang obyektif sehingga  banyak orang  dapat mengatakan bahwa dia itu, entah Lady Di almh.,  Paramita Rusady,  Dessy Ratnasari, Dian Sastro Wardoyo, Julia Roberts,  atau Kwan Ce  Lin memang cantik.
 Menurut para ahli ternama;  keindahan seperti kecantikan misalnya mengandung aspek  subyektif dan  obyektif. Kenikmatan estetis yang diberikan obyek-obyek  tertentu kepada  pengamat (subyek) bersangkutan dengan nilai-nilai  intrinsik yang ada  dalam obyek itu sendiri. Jadi selain memang orang itu  cantik,  subyektifitas seseorang juga menentukan. Bagi suami, istrinya  tentulah  dianggap cantik.
  
 Kecantikan Luar
 Memang  ada yang bilang kecantikan itu relatif, namun ada juga yang  memberikan  ukuran bahwa kecantikan merupakan perpaduan harmoni,  keseimbangan, dan  keselarasan. Ada kecantikan luar (outer beauty) yang  menyangkut fisik,  seperti kulit, wajah, dan bentuk; tetapi yang lebih  penting lagi  adalah kecantikan dalam (inner beauty) yang berhubungan  dengan seluruh  kepribadian dan dimensi psikis-rohani dan lebih abadi  sifatnya.
 Kendati  begitu, baik kecantikan luar (outer beauty) maupun kecantikan  dalam  (inner beauty) memiliki nilainya sendiri dan tidak perlu  diabaikan,  karena keseluruhan kecantikan wanita terletak pada sifatnya  yang tidak  terduga. Wanita adalah makhluk yang kaya akan dimensi. Karena  itu  wanita sudah sewajarnya merawat dan memperhatikan tubuhnya,  memiliki  kosmetik atau melakukan perawatan kecantikan sekedarnya agar  dapat  muncul semua kepribadian dan kecantikan dalamnya.
 Kecantikan luar  memang lebih langsung menonjol dan tampak, misalnya  pada wajah, paras,  bentuk, dan kulit. Karenanya, kulit, terutama kulit  wajah banyak yang  memperlakukannya bagaikan sebuah tanaman: perlu  dipelihara, disiram,  diberi pupuk supaya subur, dengan cara memakai  kosmetik atau pergi ke  klinik bedah kosmetik. Banyak wanita mengusahakan  kecantikan dirinya  dengan tidak sewajarnya melalui berbagai cara,  bahkan pergi ke  paranormal, orang pintar, dukun, dan sebagainya untuk  pemasangan susuk  agar dirinya terlihat cantik dan suaminya tidak pernah  meninggalkannya.
 Tetapi  darimanakah asal usul sebab musababnya seseorang itu cantik,  cantik  sejak lahirnya, cantik meski dibungkus oleh pakaian yang butut  atau  tidak terhias aksesoris perhiasan. Tidak hanya cantik, mungkin juga   disertai kepintaran dan berada dalam keluarga yang kaya. Sedangkan   sebaliknya, ada mereka yang miskin, tidak cantik, atau tidak cerdas.   Atau ada yang cantik, cerdas, tetapi miskin; dan kaya, bodoh, tetapi   cantik.
 Mallika seorang perempuan miskin bersahaja dan tidak  menarik pernah  bertanya , apa sebabnya ada wanita yang buruk rupa,   miskin, tanpa wibawa dan pengaruh? Ada pula wanita yang buruk rupa,   tetapi kaya raya, sangat berwibawa dan berpengaruh. Ada wanita yang   cantik, tetapi miskin, tanpa wibawa dan pengaruh. Lainnya wanita yang   cantik, sekaligus kaya, berwibawa dan berpengaruh.
 Menurut kaum  bijak, perbuatan wanita dalam kehidupan di masa lalu  itulah yang  menentukan, misalnya cepat marah menghasilkan wajah yang  buruk, dan  sifatnya yang kikir mengakibatkan kemiskinan dalam kehidupan   berikutnya.
 Kecantikan merupakan pahala dari perbuatan baik dan kemurahan hati dalam kehidupan sebelumnya. “Wajah   yang cantik, suara yang merdu, kegantengan, dan kebijaksanaan,   kekuasaan, serta mempunyai banyak pengikut, semua ini dapat diperoleh   sebagai pahala perbuatan baik.”
 Memang, kulit yang halus dan  sehat adalah dambaan setiap wanita.  Bukan apa-apa, kulit adalah bagian  tubuh yang langsung terlihat,  sehingga setiap kejanggalan pada kulit  akan menarik perhatian. Dalam  pergaulan, hal itu akan membuat seseorang  merasa kurang percaya diri. Di  samping kulit yang halus, sebagian  wanita juga mendambakan kulit yang  cerah.
 Tetapi, kulit setiap  orang itu memang tidak sama. Dan itu dapat  disebabkan karena faktor  internal seperti ras, keturunan, dan genetik,  maupun faktor eksternal  yang meliputi kebiasaan seseorang, misalnya  merokok, terbakar sinar  matahari (ultraviolet), minum obat antibiotik,  maupun akibat pemakaian  kosmetik secara berlebihan.
 Memang kulit merupakan etalase  kecantikan fisik. Dalam rangka untuk menyadari kerelatifan kecantikan,   ketidakkekalan tubuh yang bagaimanapun moleknya dan agar tidak melekat   terhadap kecantikan yang hanya bentuk luar itu, melukiskan kecantikan   fisik itu tidak lebih hanya sebatas kulit.
 “Dilihat dari  sudut pandang yang berbeda, kemolekan tubuh seorang  wanita adalah tidak  murni, punya sembilan lubang, seperti bejana bau  busuk dan sulit  diisi; dan dari sudut pandang lainnya sebuah selubung  kulit yang  dihiasi.” (dipetik dari :Nagarjuna dalam Suhrleka).
 Ada yang melukiskan wanita (penggoda) sebagai berikut: “Lihatlah   tubuh itu khayali, membalut seperangkat rangka, penuh luka,   berpenyakit, dan menuntut banyak pikiran. Baginya tiada yang pernah   tetap, tiada abadi. Lihatlah wujud khayali, walaupun dalam pakaian   gemerlap, dengan cincin dan perhiasan, tulang belulang bersarungkan   kulit. Kuku diwarnai cat, wajah dipulas bedak, cukup memperdaya si   dungu, namun tidak bagi pencari kekekalan.
 Kecantikan fisik  itu hanyalah sebatas  kulit, dan tidaklah perlu tergantung atau melekat  kepadanya, maka filsuf  Yunani Plato mengungkapkan bahwa kecantikan  tidak pernah menempel pada  sesuatu yang berdaging; karena itu  sia-sialah semua upaya manusia untuk  mempertahankan kecantikannya.  Kecantikan Platonik yang memuja keabadian  ini mengingatkan bahwa  kecantikan adalah sesuatu yang tidak dapat  dilihat bentuknya dari  wajah, kaki, tangan, tubuh, dan dari segala  sesuatu yang berdaging.
  
 Kecantikan Dalam
 Sesungguhnya  mereka yang memang cantik tak perlu kuatir terhadap  aksesoris luar  tubuhnya. Pakaian yang indah belum tentu bisa mengangkat  rupa seseorang  yang memang tidak cantik. Mengapa mesti menyembunyikan  bentuk tubuh  yang tidak indah di balik pakaian yang mewah. Cinderella,  biarpun  pakaiannya butut tetap saja tidak bisa menyembunyikan  kecantikannya.  Akhirnya diketahui dan dipersunting pangeran. Akan  tetapi, orang cantik  yang suka berteriak-teriak, memaki-maki,  berperilaku buruk; maka ia  sama sekali tidak cantik di dalamnya.
 Kecantikan itu yang penting  dari dalam. Tidak usah grogi ketika usia  bertambah dan kulit wajah  mulai berkerut. Kecantikan abadi itu muncul  dari dalam diri, dari hati  dan pikiran yang tenang. Bukankah usia tak  dapat mencegah pudarnya  kecantikan. Tetapi, apa yang dihimpun, dipupuk  dalam rohani akan  menambah kekuatan, kekayaan, dan bahkan juga bisa  menambah kemudaan dan  kecantikan. Kecantikan dalam ini (inner beauty),  sebagaimana ungkap  Plato, tidak pernah menempel pada sesuatu yang  berdaging. Karena itu,  sia-sialah semua upaya manusia untuk  mempertahankan kecantikannya.  Kecantikan dalam itu tidak  pernah datang dan tidak pernah pergi, tidak  pernah berkembang dan tidak  pernah layu, sesuatu yang dalam pandangan  siapiapun sama (tetap cantik),  di manapun, sekarang dan sampai  kapanpun.
 Karena itu, bila kemudaan kulit telah memudar seiring  dengan  bertambahnya usia, mereka yang bijaksana tentu tidak harus cemas  dan  takut. Justru dengan menjadi tua dan rohani terisi, seseorang akan   bertambah matang dan bijaksana.
 Keriput yang muncul merupakan  warna-warni pelangi hukum anicca yang  tidak bisa dihindari, ibarat  garis-garis senyuman (smile lines) cermin  dari kematangan dan  kebijaksanaan. Anggukan kepala, senyuman, dan  tatapan matanya bagaikan  sinar matahari yang mencerahkan dan  menentramkan bagi anak cucu yang  datang bersimpuh menanti belaiannya.  Karena itu, mengapa harus takut  menjadi tua?
 Kecantikan adalah hasil dari perbuatan  baik dan  kemurahan hati. Sejalan dengan itu, maka resep untuk menjadi  cantik di  bawah ini (dimuat dalam Kompas, 7 Mei 2000) kiranya sangat  bermanfaat  dan patut dilakukan.
 “Untuk mendapatkan bibir yang menawan,  ucapkanlah kata-kata  kebaikan; untuk mendapatkan mata yang indah,  carilah kebaikan pada diri  setiap orang; untuk mendapatkan bentuk badan  yang langsing, berbagilah  makanan dengan mereka yang kelaparan…
 Untuk  mendapatkan tubuh yang indah, berjalanlah dengan ilmu  pengetahuan…  Kecantikan perempuan tidak terletak pada pakaian yang  dikenakan, bukan  pada kehalusan wajah dan bentuk tubuhnya… tetapi pada  matanya: cara ia  memandang dunia, karena di matanyalah terletak gerbang  menuju ke setiap  hati manusia, di mana cinta dapat berkembang.”
  Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa memberikan arti tersendiri tentang kecantikan.
Oh  ya....sebelum selesai, ada promosi tentang Peluang usaha rumahan ,  Bisnis online yang sangat dinamis , Bisnis yang smart dan cocok bagi  siapa saja ; Anda tertarik? , silahkan kunjungi :  http://beautytactics.co.in  adat blog dan link pendukungnya (termasuk  content dalam blog ini, silahkan klik saja )